1. PENDAHULUAN
Dalam sebuah karya yang
telah ditelurkan perlu adanya penilaian terkait dengan karya tersebut. Resensi
merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian sebuah karya, bisa
berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya dipajang di beberapa
surat kabar maupun majalah. Resensi juga digelar di kampus, radio, televisi,
toko buku, atau internet. Bahkan sebagian besar surat kabar kita telah
menyediakan kolom atau halaman khusus untuk memajang masalah perbukuan ini.
Dalam kegiatan resensi,
juga perlu adanya penilaian yang seimbang. Penilaian yang seimbang akan
memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca. Mengingat
fungsi resensi ialah memberi informasi adanya buku baru, memberi hiburan,
promosi, dan membangun sinergi antara pengarang, penerbit, toko buku,
distributor, dan pembaca.
Meresensi buku di media
cetak memang gampang-gampang susah. Namun demikian, sesulit apapun jika ada
keberanian, kemauan, keseriusan, dan kesabaran, insya Allah akan berhasil juga.
2. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Resensi?
B. Apa
Tujuan Review Book?
C. Bagaimana struktur tulisan resensi?
D. Apa saja jenis-jenis dalam resensi?
E.
Bagaimana teknik
penulisan resensi?
3. PEMBAHASAN
A. Pengertian Resensi
Resensi secara bahasa artinya pertimbangan atau perbincangan (tentang)
sebuah buku (WJS. Poerwadarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984:821).
Perbincangan dimaksud berupa sebuah tulisan yang dimuat disurat kabar atau
majalah, berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku,
menarik- tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan memberi dorongan kepada
khlayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimilik atau dibeli.[1]
Ada pula yang menyatakan untuk menyatakan bahwa resensi buku itu juga
disebut telaah buku. Kata telaah berasal dari bahasa arab Thala’a
yathla’u yang berarti membaca dengan seksama. Kemudian dalam bahasa
Indonesia diartikan dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan penelitian. Dengan
demikian, telaah buku berarti melakukan pembacaan buku dengan seksama, teliti,
dan penyelidikan.
Resensi memang perlu mempertimbangkan banyak faktor, seperti tema,
penulis, sistematika penulisan, penerbit, kebaruan, dan perkembangan
keadaan. Sebab tidak semua buku itu layak diresensi karena tidak
memiliki nilai-nilai keilmuan, pendidikan, moral,budaya, sosial, politik,
ekonomi dan lainnya. Betapa banyaknya buku-buku yang terbit karena sekedar
mengejar popularitas nama pengarang dan mendongkrak nama penerbit. Tidak
sedikit buku-buku yang beredar hanya mementingkan keuntungan materi dengan
mengabaikan nilai moral dan kestabilan politik negara.[2]
Dalam kamus jurnalistik, resensi mempunyai arti tulisan di media masa
yang berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah karya tuli
(buku), krya sastra (novel), atau karya seni (film, sinema). Biasanya mengandung
penilaian tentang tema dan isi, kritikan, serta dorongan kepada publik perlu
tidaknya mebca tau menonton karya tersebut.[3]
Resensi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menilai baik tidaknya
sebuah buku. Dalam hal ini, yang dinilai adalah keunggulan dan kelemahan buku
(baik fiksi maupun nonfiksi) sehingga orang merasa terpersuatif setelah
membacanya. Secara etimologis resensi berasal dari bahasa latin, yaitu kata
kerja revidere dan recensere, yang artinya melihat
kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa
Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilahreview.
Menurut Keraf, resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai
sebuah hasil karya atau buku. Sejalan dengan pendapat Keraf, Menurut Isdriani
K. Pudji, resensi adalah tulisan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku.
Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Oktavianawati, yang mengatakan bahwa
“resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya,
baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.[4]
B. Tujuan Menulis Resensi
Sebagaimana
jenis karangan lainnya, menulis resensi juga memiliki tujuan. Secara umum
tujuan merensi sebuah buku adalah menginformasikan isi buku tentang yang
ditulis dan dibahas, kepada masyarakat luas khususnya pembaca.
Menurut Keraf (dalam http://bamas.wordpress.com), tujuan menulis resensi
sebuah buku adalah menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil
karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Dalam hali
ini, seorang peresensi perlu menguasai isi buku yang diresensinya sehingga
dapat disampaikan apakah buku tersebut layak atau tidak untuk dinikmati oleh
masyarakat. Oleh sebab itu, kelemahan dan kelebihan buku tersebut perlu
disampaikan arif dan jujur.
Pendapat yang sejalan
dengan pendapat Keraf tentang tujuan menulis resensi disampaikan oles Samad
Daniel (1997:2). Ia mengemukakan bahwa tujuan penulisan resensi meliputi empat
tujuan antara lain:
Memberikan infornasi atau
pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah
buku.
Mengajak pembaca untuk
memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema
yang mencul dalam sebuah buku.
Memberikan pertimbangan
kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau
tidak.
Menjawab pertanyaan yang
timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti: siapa
pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan
buku-buku sejenis karya pengarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan
buku sejenis karya pengarang lain.
Berdasarkan pendaapat Samad
Daniel di atas, ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peresensi
buku, yaitu:
1) Informasi yang disampaikan harus jelas
2) Mampu mengajak pembaca untuk bersikap kritis terhadap hasil resensi
3) Hasil resensi harus bersifat persuatif
4) Memiliki sikap kreatifitas daalam merensi buku.[5]
C. Struktur Tulisan Resensi
Sebuah tulisan resensi buku
biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Pertama, bagian pendahuluan.
Berisi informasi objektif atau identitas buku. Meliputi judul, penulis,
penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan bila perlu harga buku
tersebut.
CONTOH:[6]
Judul Buku : Zaman
Baru Islam Indonesia (Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amien
Rais, Nur Cholis Madjid, Jalaludin Rakhmat)
Penulis : Dedy
Djamaluddin Malik & Idi Subandy Ibrahim
Pengantar : Mohammad
Sobary
Penarbit : Zaman
Wacana Mulia, Bandung
Cetakan : Pertama,
Januari 1998
Tebal : 337
Halaman
Judul resensi buku
setidak-tidaknya bisa menggambarkan keseluruhan isi buku. Judul harus ilmiah
populer, sebab bahasa media itu ilmiah populer. Ilmiah artinya ia tidak terlalu
ngepop, tetapi juga tidak terlalu ilmiah sekali. Judul ngepop misalnya seperti
“bahasa gaul” yang sering dijumpai pada judul-judul artikel majalah, tabloid
atau media cetak lain yang pasarnya Anak Baru Gede (ABG). Bahasa resensi juga
tidak terlalu ilmiah. Bahkan kalau bisa, menghindari pemakaian kata-kata asing
yang berkebihan.[7]
Kedua, bagian isi. Berisi ulasan
tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu kepada daftar
isi) atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan informasi tentang latar
belakang serta tujuan penulisan buku tersebut. Diulas pula tentang gaya
penulisan, perbandingan buku itu dengan buku bertema sama karangan penulis lain
atau buku karangan penulis yang sama dengan tema lain.
Ketiga, bagian penutup. Pada bagian
ini peresensi menilai bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan,
menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, memberi kritik atau saran
kepada penulis dan penerbitnya (misalnya menyangkut cover, judul, editing),
sera memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut
dibaca dan dimiliki/ dibeli.
Biasanya, pada halaman
belakang sebuah buku terdapat “resensi mini”. Ditulis oleh penerbitnya sebagai
gambaran singkat isi buku sekaligus berpromosi/ menarik minat orang untuk
membaca dan membeli buku tersebut.[8]
D.
Jenis-Jenis Dalam Resensi
Saryono membagi resensi buku berdasarkan sudut pandang atau sudut
tinjauannya. Berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauan yang digunakan,
resensi di bagi lagi menjadi dua, yaitu:
1) Resensi berdasarkan media atau forum sajiannya.
2)
Resensi berdasarkan
isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan media atau
forumnya, resensi buku dibagi menjadi dua, yaitu:
1)
resensi ilmiah,
2)
resensi ilmiah populer
Hal yang membedakan kedua
resensi tersebut adalah bahasa dan tatacara penulisan yang digunakan. Dalam
resensi lmiah digunakan tatacara keilmuan tetentu menggunakan rujukan atau
acuan, dan bahasa resmi dan baku serta yang dipaparkan selengkap-lengkapnya. Sementara
itu, resensi ilmiah populer tidak menggunakan rujukan atau acuan tertentu.
Selain itu, isi resensi seringnya hanya memaparkan bagian-bagian yang menarik
saja. Penyajiannyapun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau bahasa baku.
Sedangkan berdasarkan isi
sajian atau isi resensinya lebih lanjut ia mengemukakan bahwa resensi buku
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1)
resensi informatif
resensi informatif hanya
berisi informasi tentang hal-hal dari suatu buku. Paad umumnya, isi resensi
informatif hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang
bersangkutan dengan suatu buku.
2)
Resensi evaluatif
Resensi evaluatif lebih
banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang
berkaitan dengan buku. Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja
bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi.
3)
Resensi
informatif-evaluatif
Resensi
informatif-evalautif merupakan perpaduan dua jenis resensi yaitu resensi
informatif dan resensi evaluatif. Resensi jenis ini disamping menyajikan sebauh
ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian
peresensi tentang isi buku.
Dari ketiga jenis resensi
tersebut, jenis resensi ketigalah yang paling ideal karena bisa memberikan
laporan dan pertimbangan secara memadai. Oleh sebab itu, dalam meresensi buku
penulis resensi lebih banyak memilih jenis resensi informatif-evaluatif. Hal
ini dipertimbangkan karena jenis ii lebih menggabungkan kedua jenis resensi,
yaitu resensi informatif dan resensi evaluatif. Ini berarti jenis resensi ini
memiliki jenis kajian lebih lengkap jika dibandingkan dengan kedua jenis
resensi lainnya. Jenis resensi ini menyajikan ringkasan buku dan juga penilaian
peresensi terhadap buku tersebut tersebut terutama melihat kelemahan dan keunggulan
isi buku tersebut.[9]
Setelah kita mengetahui
jenis-jenis dalam resensi, kita juga perlu mengenal tipe atau bentuk resensi
buku, semuanya bertujuan untuk menginformasikan isi buku tersebut.
Masing-masing bentuk resensi akan memiliki kekurangan dan kelebihannya
sendiri-sendiri. Adpun bentuk resensi dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Meringkas
Penulis resensi berusaha untuk berusaha meringkas dengan bahasa yang
tidak bertele-tele. Tujuan meringkas ini jelas memberikan informasi yang padat
dan singkat pada pembacanya. Sebab, tak jarang sebuah buku itu diuraikan secara
panjang lebar. Disinilah ketajaman dan kelihaian peresensi dibutuhkan
2. Menjabarkan
Adakalanya, sebuah buku teks sangat sulit dipahami oleh kebanyakan
orang. misalnya buku-buku terjemahan,buku-buku teks perguruan tinggi, termasuk
juga buku-buku filsafat. Tugas peresensi adalah menjabarkan (dengan bahasa
sendiri) tentang keseluruhan isi buku tersebut.
3. Menganalisis
Penulis resensi tidak sekedar meringkas dan memindahkan kata-kata dalam
buku dalam bahasa resensi. Lebih dari itu peresensi buku harus memberikan
wawasan tentang isi buku itu. Lebih dari itu metode penulisannya, cara
pemaparannya juga dikemukakan.
4. Membandingkan (Komparasi)
Meresensi buku juga bisa dilakukan dengan komparasi. Komparasi bisa
dilakukan dengan membandingkan buku itu dengan pengarang yang sama atau dengan
buku sejenis meskipun berbeda pengarang.
5. Memberi penekanan
Resensi bentuk ini biasanya digunakan untuk meresnsi buku-buku kumpulan
tulisan atau bunga rampai (satu penulis tapi beragam topik). Meresensi kumpulan
tulisan memang lebih sulit daripada meresensi satu orang dengan pemikiran utuh.[10]
Buku yang dapat diresensi
dengan cara memberikan penekanan adalah jenis buku-buku kumpulan tulisan atau
bunga rampai. Begitu banyak masalah dan terkadang sejumlah masalah tersebut
ditulis oleh banyak orang menjadikan penulis resensi sulit menentukan mana yang
perlu ditonjolkan dalam resensi. Dalam kasus ini peresensi cukup mengambil
masalah yang dianggap paling menonjol. Atau, dapat juga dengan mengambil uraian
atau pendapat dari orang-orang yang sudah punya nama dan yang paling terkenal
diantara para penulis yang ada dlam buku tersebut.[11]
E.
Teknik Penulisan Resensi
Prinsip meresensi buku adalah mencari tema pokok dari buku itu. Caranya
ialah dengan memberi uraian dalam bentuk ringkasan, ulasan, atau kajian dari
setiap persoalan yang berkaitan erat dengan tema buku itu. Sebelum meresensi
sebuah buku, yang perlu dilakukan adalah memahami buku tersebut dengan cara
membacanya. Proses memahami sebuah buku bisa dilakukan dengan membaca buku
sekali, dua kali, dan jika perlu berkali-kali tergantung kebutuhan.
Untuk lebih cepat dalam memahami sebuah buku dapat diikuti
beberapa saran sebagai berikut:
1) Baca kata pengantar dan pendahualuan.
2) Lihat daftar isi
3) Baca ringkasan buku yang biasanya terdapat pada sampul belakang.
4) Pilih hal-hal yang dianggap penting.
5)
Catat hal-hal yang
dianggap penting.
Cara lain agar cepat
memahami sebuah buku adalah dengan berlatih membaca efektif. Yakni bisa
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
i.
Selection, yakni dengan
memilih masalah yang pokok dan esensinya saja dari buku yang kita baca.
iii.
Scanning, yakni membaca
sepintas lalu dengan cepat tetapi sambil memperhatikan dengan teliti dan
memandai bagian-bagian yang penting dari buku yang kita baca.
Sebelum membuat resensi ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan menurut Fauzi Rahman, diantaranya
adalah:[13]
i.
Mempunyai minat yang besar
untuk menekuni dunia resensi buku lebih dulu harus mempelajari peta, karakter,
dan misi masing-masing media masa yang mempunyai rubrik resensi.
ii.
Sebelum menulis resensi
seorang penulis lebih dulu harus tahu istilah-istilah rubrik resensi
masing-msing media masa.
iii.
Buku atau film yang
hendak kita resensi hendaknya buku terbitan terbaru.
iv.
Dalam meresensi buku yang
penting kita paparkan adalah sesuatu yang kita anggap menonjol, baru, dan mampu
mewakili seluruh isi buku.
v.
Tidak kalah pentingnya pula
adalah ketekunan penulis untuk mengamati rutin rubrik resensi masing-masing
media.
Dalam menulis sebuah
resensi diperlukan tehnik yang termudah untuk meresensinya. Tehnik-tehnik
tersebut tidak lepas dari langkah-langkah membuat resensi, berkenaan dengan itu
Daniel (1997:6-7) memnerikan langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1)
Penjajakan atau pengenalan
terhadap buku yang akan diresensi.
2) Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan
teliti.
3) Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan
bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4) Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5)
Menetukan sikap dan
menilai hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek
bahasanya dan aspek teknisnya.[14]
Dalam menulis resensi
sebuah karya baik itu buku ataupun film selain memperhatikan teknik penulisan
resenstor atau orang yang menulis resensi harus memahami dasar-dasar dalam
menulis resensi, seperti yang dianjurkan oleh Samsul (2003), yaitu:
Pertama, memahami atau
menagkap tujuan (maksud) pengarang dengan karya yang dibuatnya. Berhasil atau
tidaknya kita menagkap tujuan dari sang penulis akan menentukan bagus atau
tidaknya resensi kita.
Kedua, memiliki tujuan
dalam membuat resensi buku. Seperti dasar menulis artikel pada umumnya, sebuah
tulisan harus didasarkan sebuah tujuan. Begitu juga dengan resensi. Tujuan itu
bisa berupa mengajak orang-orang untuk inkut membaca buku itu, ataupun bisa
sebagai kritik dan masukan bagi sang penulis.
Ketiga, harus mengenal atau
mengetahui selera dan tingkat pemahaman dari para pembaca. Sebuah resensi
buku Das Kapital-nya Karl Marx tidak akan sesuai untuk pembaca
koran lokal. Dengan memahami selera dan tingkat pemahaman pembaca media masa
yang dituju, kita dapat menyesuaikan pemilihan buku dan gaya tulisan yang dapat
diterima mereka.
Keempat, mempunyai
pengetahuan dan menguasai disiplin ilmu pengetahuan sebagai tolak ukur ketika
mengemukakan keunggulan dan kelemahan buku. Menguasai berbagai pengetahuan akan
mempermudah kita menulis resensi yang memadai sesuai dengan katagori buku
tersebut. Seperti menulis resensi tentang ekonomi tentunya kita harus mempunyai
wawasan dan pengetahuan mengenai bidang tersebut.
Kelima, jadilah pengamat
buku sekaligus kolektor buku. Bagus atau tidaknya sebuah buku akan relatif
berbeda tiap orang. Memberikan perbandingan dengan buku lain akan mempermudah
kita dan pembaca dalam menentukan tolak ukur kadar kualitas buku yang
diresensi.[15]
4. KESIMPULAN
Dalam kamus jurnalistik,
resensi mempunyai arti tulisan di media masa yang berisi penilaian tentang
kelebihan atau kekurangan sebuah karya tuli (buku), krya sastra (novel), atau
karya seni (film, sinema). Biasanya mengandung penilaian tentang tema dan isi,
kritikan, serta dorongan kepada publik perlu tidaknya mebca tau menonton karya
tersebut. Resensi merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang bersifat
subjektif.
Sebuah tulisan resensi buku biasanya terdiri dari
tiga bagian, yaitu: Pertama, bagian pendahuluan. Berisi informasi
objektif atau identitas buku. Meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun
terbitnya, jumlah halaman, dan bila perlu harga buku tersebut. Kedua,
bagian isi. Ketiga, bagian penutup. Dan pada halaman belakang
terdapat “resensi mini”.
Jenis-Jenis Dalam Resensi
Saryono membagi resensi
menjadi dua, yaitu: Resensi berdasarkan media atau forum sajiannya dan Resensi
berdasarkan isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan media atau
forumnya, resensi buku dibagi lagi menjadi dua, yaitu: resensi ilmiah, dan
resensi ilmiah populer.
Sedangkan berdasarkan isi
sajian atau isi resensinya lebih lanjut ia mengemukakan bahwa resensi buku
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: resensi informatif, Resensi evaluatif,
dan Resensi informatif-evaluatif.
Adapun bentuk resensi dapat
digolongkan sebagai berikut: Meringkas, Menjabarkan, Menganalisis,
Membandingkan (Komparasi), Memberi penekanan.
Teknik Penulisan Resensi
Prinsip meresensi buku
adalah mencari tema pokok dari buku itu. Caranya ialah dengan memberi uraian
dalam bentuk ringkasan, ulasan, atau kajian dari setiap persoalan yang
berkaitan erat dengan tema buku
itu. Untuk lebih
cepat dalam memahami sebuah buku dapat diikuti beberapa saran sebagai berikut:
Baca kata pengantar dan pendahualuan, Lihat daftar isi, Baca ringkasan buku yang
biasanya terdapat pada sampul belakang, Pilih hal-hal yang dianggap penting,
Catat hal-hal yang dianggap penting. Cara lain agar cepat memahami sebuah buku
adalah dengan berlatih membaca efektif. Diantaranya: Selection, Skipping,
Scanning.
Sebelum membuat resensi ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan menurut Fauzi Rahman, diantaranya
adalah: Mempunyai minat yang besar, tahu istilah-istilah rubrik resensi
masing-msing media masa, Buku atau film terbitan terbaru, paparkan sesuatu yang
kita anggap menonjol, baru, dan mampu mewakili seluruh isi buku, penulis
mengamati rutin rubrik resensi masing-masing media.
langkah-langkah membuat
resensi, berkenaan dengan itu Daniel (1997:6-7) memnerikan langkah-langkah
tersebut sebagai berikut: Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang akan
diresensi, Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan
teliti, Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan
menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data, Membuat sinopsis
atau intisari dari buku yang akan diresensi, Menetukan sikap dan menilai
hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya
dan aspek teknisnya.
Dalam menulis resensi
sebuah karya baik itu buku ataupun film selain memperhatikan teknik penulisan
resenstor atau orang yang menulis resensi harus memahami dasar-dasar dalam
menulis resensi, seperti yang dianjurkan oleh Samsul (2003), yaitu:
Pertama, memahami atau
menagkap tujuan (maksud), Kedua, memiliki tujuan dalam membuat resensi buku,
Ketiga, harus mengenal atau mengetahui selera dan tingkat pemahaman dari para
pembaca, Keempat, mempunyai pengetahuan dan menguasai disiplin ilmu
pengetahuan, Kelima, jadilah pengamat buku sekaligus kolektor buku.
DAFTAR PUSTAKA
M. Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. 2009
. Kamus
Jurnalistik. Bandung: Refika Offset. 2008
Dalman. Menulis karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2012
Nurudin. Kiat Meresensi Buku di Media Cetak. Jakarta: Murai
Kencana. 2009
BIODATA PEMAKALAH
- Nama : Yunita Trikaryati
Nim :
1403036030
Prodi : Kependidikan Islam/Ki
TTL : 07 Juni 1996
Riwayat
Prndidikan :- SD N Tasik Agung Rembang
- SMP N 5 Rembang
-
MA N Rembang
-
UIN Walisongo Semarang
Alamat : Remabang
Nomor
Telepon : 089601097602
E-mail :
yunietatrieka@yahoo.co.id
- Nama : M Fatwa Auliya
Nim : 1403036032
Prodi : Kependidikan Islam/Ki
TTL : 06 juli 1996
Riwayat
Prndidikan :- SD N 01 Kedungwungu
- MTs Mambaul Ulum
Kedungwungu
- SMA N 01 Bojong
tegal
- UIN Walisongo
Semarang
Alamat : Ds.Kedungwungu Kec.Jatinegara Kab.Tegal
Nomor
Telepon : 085642546664
E-mail : Kdwfatwa@gmail.com
- Nama : Wakhid Fatkhul Ikhsan
Nim : 1403036031
Prodi : Kependidikan Islam/Ki
TTL : 05 Agustus 1996
Riwayat
Prndidikan :- SD N 02 Peron
-
MTs 11 Kissabariman
-
SMA N 01 Bojong tegal
-
UIN Walisongo Semarang
Alamat : Peron Rt/Rw : 02/09 kec.Limbangan
Kab.Kendal
Nomor
Telepon : 085950578410
E-mail : wakhidfatkhul3@gmail.com
[1]
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.75
[2] Lasa HS, menaklukkan redaktur jurus jitu
menulis di media massa,(Yogyakarta: pinus, 2006), hlm. 19
[3]Asep Syaiful M. Romli, Kamus
Jurnalistik, (Bandung: Refika Offset, 2008), hlm. 112
[6]
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, hlm.78
[7]
Nurudin, Kiat Meresensi Buku di Media Cetak, (Jakarta: Murai
Kencana, 2009), hlm. 44
[8]
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, hlm.79-82
[9]
Dr. H. Dalman, Menulis karya Ilmiah, hlm.168-169
[10]
Nurudin, Kiat sukses Meresensi Buku di Media Masa, (Yogyakarta:
CESPUR, 2003), hlm. 58-62
[11]
Ahmad Bahar dkk, Kiat Menembus kolom & rubrik media masa,(yogyakarta:
titian ilahi press), hal. 32
[12]
Ahmad Bahar dkk, Kiat Menembus kolom & rubrik media masa, hal.
30
[13]
Fauzi Rahman dkk, Kiat Menembus kolom & rubrik media masa,
(yogyakarta: titian ilahi press), hal. 35-37